Minggu, 26 Agustus 2012

PERJUANGAN MENUJU TEKNIK


Perjuangan saya untuk bisa sampai di teknik bisa dibilang susah susah gampang. Walau sebenarnya kebanyakan kata susahnya sih. Meskipun lelah tapi demi masa dapapun harus kita korbankan sekalipun itu sangat berat.
Seperti gambar ini dari hari ke hari harus ada perkembangan dalam semangat juang.
            Saat ujian nasional berakhir belum berarti perjuangan kita berakhir. Saya harus mulai belajar dan konsentrasi dengan namanya bimbingan belajar(bimbel). Mulai mulai banyak menimbulkan konflik mulai dari persahabatan sampai pada tentor, jangan biarkan semua masalah justru membuat kita jatuh. Kunci saya saat itu cuma satu BERDOA. Tidak ada kuasa melebihi kuasa-Nya. Begitulah prinsip saya sampai saat ini.
            Ketika pengumuman UN saat itu, hasil yang saya peroleh juga mungkin kurang maksimal, karena nilai yang saya peroleh jauh dari teman-teman satu sekolah saya yang mendapat nilai jauh melebihi tinggi dari yang saya peroleh. Walau sempat jatuh dan mulai putus asa, saya coba untuk berdoa dan membangkitkan kembali semangat saya yang hilang. Terkadang ketika saya mendengar mereka tertawa dengan hasil yang mereka peroleh, saya selalu bilang dalam hati, “setidaknya aku sudah berusaha dengan kejujuran yang kumiliki”.
            Dan tamat daris ekolah masih harus berjuang untuk PTN. Dari hasil try out yang saya miliki bahkan rasanya sulit jika harus berharap untuk mengambil Arsitek sebagai masa depan saya.Nilai yang tidak bisa mencapai nilai passing grade semakin membuat saya jatuh. Mendengar teman saya selalu tertawa bukan membuat saya bahagia, justru saya sedikit cemburu. Mengapa? Itu pertanyaan yang selalu membuat saya jatuh. Hingga pada akhirnya saya mulai tidak peduli dengan bimbel dan menyerah begitu saja. Tapi saya teringat kedua orangtua saya. Saat itu papa saya juga belum pindah ke Medan, tempat tinggal saya dan keluarga saya. Walau seharusnya sesuai perjanjian saya akan kuliah di Jawa. Mengingat passing grade Arsitek yang terlalu tinggi membuat saya semakin jatuh.
            Tapi jika harus menyerah, saya berpikir, ini tidak akan menyelesaikan apapun, Tuhan pasti punya jalan. BERDOA. Kunci yang membuat saya kuat. Mungkin, anda akan bertanya,” Kalau tidak mencapai passing grade kenapa tidak diganti pilihannya?” Jawaban saya hanya satu, Arsitek adalah cita-cita saya sejak kecil.Walau bermodal berdoa dan belajar, saya akan tetap berusaha agar saya bisa menjadi arsitek yang luar biasa nantinya. Sesuatu pun terjadi bahkan sebelum SNMPTN dimulai, papa saya sudah dipindahkan kembali bersama kami, sekeluarga, di Medan. Ini bukan berarti saya sudah tenang. Ujian PTN harus aku lewati. Terus berusaha dengan nilai PG yang makin meningkat setiap TO diadakan. Saya juga pernah teringat saat saya ikut TO dan tidak lulus, saya ditertawakan teman saya dan mereka mencoba menawarkan agar lebih baik saya memilih pilihan yang lebih rendah saja, bukan arsitek. Tapi mengingat semua perjuangan yang saya lakukan dan perjuangan papa bisa kembali ke Medan, ini menjadi alat yang mampu menutup telinga saya dri segala ejekan. Terserah apapun yang mereka katakan, bukan mereka yang tentukan masa depan kita tapi kita sendiri.
            Sampailah saat ujian PTN, saat melihat soal saya ragu, tapi dalam hati say yakin dan percaya apapun hasil akhirnya yang penting saya bisa masuk di jurusan arsitek. Kembali lagi pada kunci adalah berdoa, saya pun menjawab beberapa yang saya tahu saja. Dan ketika PTN berakhir, tinggallah menunggu pengumuman orangtua saya sudah takut saya tidak lulus. Belum lagi melihat saya yang jarang buka buku di rumah, ke bimbel mood-mood-an, yang jelas benar-benar gak ada harapan bagi mereka. Tapi pada akhirnya tanggal 7 JULI 2012, pengumuman PTN, aku sembunyi di dalam kamar dan tak berani untuk melihat hasilnya di internet saat itu. Pada akhirnya abangku yang melihat. Tiba-tiba mamaku teriak kegirangan dan papaku juga ikut bahagia, aku kaget, “ini bukan mimpi?” tanyaku dalam hati. Aku keluar dari kamar dan mereka memelukku, abangku menyalamku dan mengucapkan selamat padaku, AKU LULUS DI ARSITEK USU. Walau pilihan kedua dan jujur, aku kecewa juga, tapi setelah waktu berlalu, aku yakin USU akan membangun fondasi cita-citaku.

~Thank you \(^_^)/~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar